Toko Online Perhiasan Mutiara Lombok insani

LightBlog

Breaking

Jumat, 30 Juni 2017

BUDIDAYA KERANG MUTIARA LOMBOK

Proses budidaya mutiara laut dari pembenihan hingga panen


Mutiara air laut menjadi salah satu kekayaan komoditas khas Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang dikenal hingga luar negeri. Jenis kerang yang banyak dibudidayakan di pulau ini adalah spesies Pinctada maxima atau biasa dikenal sebagai ratu mutiara.

Proses pemeliharaan dimulai sejak larva kerang yang dipelihara di tangki dengan daya tampung lima ton air laut berisi sekitar sembilan juta larva kerang hingga berumur tiga minggu. Proses pemeliharaan di ruang tertutup ini dilakukan sangat hati-hati, bahkan pakan larva berupa plankton pun dimonitor secara detail kwalitasnya.

Setelah berumur tiga minggu larva dipindahkan ke tangki lain dan baru siap dipelihara di air laut setelah mencapai ukuran diameter 1 mm ke atas atau 40 hari. Kerang berumur dua tahun baru siap menjalani proses insersi (pemasangan) inti nukleus (bibit mutiara), dengan nukleus yang berasal dari mutiara kerang air tawar dari Sungai Mississippi, Amerika Serikat.

Setiap proses insersi membutuhkan satu donor kerang untuk diambilmantle tissue (organ lunak kerang mutiara) untuk ditanam menyelimuti nukleus yang akan menentukan warna mutiara yang akan dipanen. Setelah tiga bulan kemudian, kerang dipindai dengan sinar X untuk menyeleksi ukuran mutiara yang dikehendaki.

Sebulan sekali cangkang mutiara dibersihkan di atas bagang yang mengapung di pesisir pantai untuk menghindari gangguan berupa cacing, hama, dan kotoran yang akan memengaruhi pertumbuhan kerang dan hasil mutiara. Setelah itu baru dikembalikan lagi ke tempat bagang lain di tengah laut di kawasan Lombok Timur.


Proses panjang inilah yang membuat mutiara air laut mahal, tentu selain karena keindahannya juga karena waktu proses budidaya dari pembibitan hingga panen membutuhkan waktu sekitar 4 tahun. Dalam satu kerang mutiara pun hanya terdapat 1-2 butir mutiara.

Setelah panen pertama, kerang mutiara air laut baru bisa dipanen dua tahun kemudian, hingga 2-3 kali dipanen. Kondisi perairan laut secara fisik dan kimia juga berpengaruh besar terhadap susunan dan kelimpahan organisme di dalam air, termasuk bagi kehidupan kerang mutiara.

Karena prosesnya yang lama, kompleks, padat modal, dan membutuhkan teknologi tinggi dalam budidaya kerang mutiara, tidak banyak pelaku industri mutiara di Lombok yang bertahan. Selain karena krisis ekonomi juga karena serbuan mutiara air tawar dari Tiongkok yang lebih murah dengan kualitas yang semakin mirip dengan mutiara laut.

Tidak ada komentar: